Header Ads

Breaking News
recent

Tentang Tani, Petani dan Pertanian


Karena keberadaan mereka aku bisa makan dan agar supaya bisa makanlah mereka ber-ada. Mereka adalah petani, profesi mulia yang tidak banyak didambakan namun banyak yang tertakdirkan. Kepada diriku sendiri enggan rasanya untuk melanjutkan perjuangan orang tua menjadi seorang petani. Karena keegoisanku pribadi mempertimbangkan pandangan orang lain tentang profesi yang akan disandang pasca kuliah. Stigma masyarakat yang sudah melekat bahwa seorang mahasiswa seharusnya bekerja di kantor bukan di ladang telah sedikit banyak mempengaruhi kebebasanku untuk memilih profesiku. Tetapi hari ini aku menyadari bahwa begitu mulianya hati petani, mulia pada profesinya mulia pada hatinya juga mulia pada pekerjaannya.
Hari ini tepat tanggal 24 September yang dikenal sebagai Hari Tani Nasional, hari dimana Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno  menetapkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960) yang salah satu tujuannya adalah menjadi dasar dalam mewujudkan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh rakyat Indonesia. Hari yang setiap tahunnya dirayakan oleh para serikat tani Indonesia ini hampir selalu diwarnai dengan aksi kampanye untuk menyuarakan kondisi petani dengan pertaniannya. Hari ini di beberapa tempat kami melihat sebagian saudara kami berjalan di tengah terik matahari membawa spanduk maupun kertas-kertas yang bertuliskan dengan keluhan-keluhan mereka atas kondisi pertanian mereka. sebagian mereka ada pula yang mengkampanyekan suara mereka bahwa “Indonesia sedang Darurat Agraria” yang tidak lain tujuannya adalah demi mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Di beberapa tempat pula, kami melihat para petani masih bekerja seperti biasa, merawat tanaman yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri, memanen tanaman yang menjadi tonggak keberlanjutan hidup mereka juga melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan.
Hari ini aku, INSIST dan kawan-kawanku di sekolah involvement angkatan X juga merayakan hari tani Nasional. Tak disangka, aku begitu beruntung menempati tempat ini bersama orang-orang hebat lainnya. Hari Tani yang bagiku sebelumnya sama sekali tidak istimewa, kali ini terasa begitu istimewa. Merayakan hari tani nasional dengan cara kami sendiri. Tidak dengan berteriak dan membawa spanduk sepanjang jalan di tengah terik matahari, atau bahkan dengan menghimpun masa untuk mengunjungi kantor pemerintahan, tetapi kami dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan menyambut hari ini dengan tangan penuh amunisi. Berharap bahwa dengan begini kami mampu menjadikan peta (baca: melakukan pemetaan wilayah) kami sendiri dan menjadi PETA (Pembelah Tanah Air) bagi masyarakat dan juga negeri kami sendiri. Terimakasih karena hari ini begitu berharga, karena bersama kalian (INSIST juga teman-teman Invovement Angkatan X) aku menghaturkan syukur yang berlipat-lipat bahwa aku dilahirkan sebagai anak petani dan harus, tetap,  akan, selalu memperjuangkan petani dengan pertaniannya. Tentang desa yang sedang kutinggalkan, bersabarlah karena aku sedang berusaha menemukan jalan untuk pulang, untuk menjadi orang yang siap untuk pulang, menjadi orang yang tidak sekedar pulang dan akan menjadi berguna ketika pulang. Selamat Hari Tani Nasional
Salam Involvement!
Bergerak
#AdemosIndonesia

#AyoSinauBareng

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.