Header Ads

Breaking News
recent

Sudah Terlanjur Basah Berenang Sekalian


            Ketika aku memutuskan untuk keluar dari kotak yang membuatku nyaman selama ini, maka aku harus siap setiap saat meneguk ludahku kembali, menikam nafsu sejenak untuk tidak bersenang-senang. “Harus berani perih”, ini kuncinya. Aku menyukai kegiatan ini pada awalnya, tetapi jika ekspektasi awal sama sekali tidak sama pada kenyataannya, aku harus menyiapkan diriku dengan serangan-serangan apapun nanti. Sudah terlanjur basah, tidak hanya nyebur sekalian tetapi berenang sekalian. Karena aku harus mengelilingi perairan yang sudah membuatku terlanjur basah, aku harus mengenali ekosistem air yang sedang ada di hadapanku maka dengan mencebur saja tidak akan pernah cukup. Gelisah? iya, merasa terasingkan? pasti, ingin pergi? Sangat. Namun jika tetap kulakukan maka aku akan tetap terkungkung di zona tersebut, zona yang selama ini membuatku terlena dalam kenyamanan sehingga tidak ada tambahan ilmu, tidak ada penambahan kapasitas diri. Keputusan yang sudah diambil bukan untuk disesali di hari kemudian, keputusan ini sudah seharusnya kuselesaikan berdasarkan kemampuanku. Jika melihat orang lain yang tinggal dengan nyaman tanpa beban terkadang aku begitu iri, tetapi ada dua kemungkinan yang dilakukan untuk berada pada kondisi itu. Yang pertama, bahwa orang yang kusebut tanpa beban itu memang memutuskan untuk berada pada zona “itu-itu saja” dan tidak ingin melakukan perubahan apapun pada dirinya, karena dia sudah merasa cukup dan tidak kekurangan sesuatu apapun. Kemungkinan kedua adalah bahwa orang yang kusebut tanpa beban itu sudah pernah mengeluarkan dirinya dari kotak-kotak ternyamannya, ia sudah berkali-kali memaksa dirinya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang membuatnya tidak berkembang sehingga di hari kemudian tidak ada lagi beban yang harus ia tanggung dan ia khawatirkan.

            Seharusnya aku melipatkan ribuan syukur karena sudah berada di sini pada kondisi ini, karena tidak banyak orang yang berkesempatan untuk belajar sepertiku. Meskipun akan banyak tidak enaknya nanti pada proses ini, tetapi aku meyakini sepenuhnya bahwa ini adalah kesempatan terbaik yang akan tidak pernah terlupakan semasa hidup. Ini akan menjadi cerita untuk suami, anak, cucu serta keluarga besarku kelak bahwa istri, ibu, nenek dan saudaranya ini pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak banyak dilakukan oleh orang lain. Bukan karena uang melainkan untuk turut menjadi donor bagi perubahan negeri ini (meskipun hanya sedikit). Aku menerima kekalahanku atas nafsu bersenang-senang yang begitu menggebu, tetapi bukankah sebenarnya aku menang? Aku menang dari segala keinginan indah tetapi tidak baik. Aku berhasil menahan diriku, dan aku memilih untuk menjalani kehidupan di luar kotak ini. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.