Sudah Terlanjur Basah Berenang Sekalian
Ketika aku memutuskan untuk keluar
dari kotak yang membuatku nyaman selama ini, maka aku harus siap setiap saat
meneguk ludahku kembali, menikam nafsu sejenak untuk tidak bersenang-senang.
“Harus berani perih”, ini kuncinya. Aku menyukai kegiatan ini pada awalnya,
tetapi jika ekspektasi awal sama sekali tidak sama pada kenyataannya, aku harus
menyiapkan diriku dengan serangan-serangan apapun nanti. Sudah terlanjur basah,
tidak hanya nyebur sekalian tetapi
berenang sekalian. Karena aku harus mengelilingi perairan yang sudah membuatku
terlanjur basah, aku harus mengenali ekosistem air yang sedang ada di hadapanku
maka dengan mencebur saja tidak akan pernah cukup. Gelisah? iya, merasa
terasingkan? pasti, ingin pergi? Sangat. Namun jika tetap kulakukan maka aku akan
tetap terkungkung di zona tersebut, zona yang selama ini membuatku terlena
dalam kenyamanan sehingga tidak ada tambahan ilmu, tidak ada penambahan
kapasitas diri. Keputusan yang sudah diambil bukan untuk disesali di hari
kemudian, keputusan ini sudah seharusnya kuselesaikan berdasarkan kemampuanku.
Jika melihat orang lain yang tinggal dengan nyaman tanpa beban terkadang aku
begitu iri, tetapi ada dua kemungkinan yang dilakukan untuk berada pada kondisi
itu. Yang pertama, bahwa orang yang kusebut tanpa beban itu memang memutuskan
untuk berada pada zona “itu-itu saja” dan tidak ingin melakukan perubahan
apapun pada dirinya, karena dia sudah merasa cukup dan tidak kekurangan sesuatu
apapun. Kemungkinan kedua adalah bahwa orang yang kusebut tanpa beban itu sudah
pernah mengeluarkan dirinya dari kotak-kotak ternyamannya, ia sudah
berkali-kali memaksa dirinya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang
membuatnya tidak berkembang sehingga di hari kemudian tidak ada lagi beban yang
harus ia tanggung dan ia khawatirkan.
Seharusnya aku melipatkan ribuan
syukur karena sudah berada di sini pada kondisi ini, karena tidak banyak orang
yang berkesempatan untuk belajar sepertiku. Meskipun akan banyak tidak enaknya
nanti pada proses ini, tetapi aku meyakini sepenuhnya bahwa ini adalah
kesempatan terbaik yang akan tidak pernah terlupakan semasa hidup. Ini akan
menjadi cerita untuk suami, anak, cucu serta keluarga besarku kelak bahwa
istri, ibu, nenek dan saudaranya ini pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang
tidak banyak dilakukan oleh orang lain. Bukan karena uang melainkan untuk turut
menjadi donor bagi perubahan negeri ini (meskipun hanya sedikit). Aku menerima
kekalahanku atas nafsu bersenang-senang yang begitu menggebu, tetapi bukankah
sebenarnya aku menang? Aku menang dari segala keinginan indah tetapi tidak
baik. Aku berhasil menahan diriku, dan aku memilih untuk menjalani kehidupan di
luar kotak ini.
Tidak ada komentar: