Pulang
Pulang
Sadar atupun tidak, aku masihlah aku yang ingin menjadi sesuatu untuk
diriku sendiri, keluargaku dan juga untuk orang lain. Naif sekali ketika
kukatakan bahwa aku tidak ingin menjadi apapun juga naif ketika aku tidak ingin
mengejar materi untuk kelayakan hidup di masa depan dan menjamin kecukupan
keluargaku nanti. Bayang-bayang untuk mengejar kemapanan masih selalu ada, ini
yang kemudian kusebut godaan bermasyarakat. Ada banyak orang di luar sana yang
mendapatkan hidup yang lebih tidak layak dari apa yang sudah kudapatkan. Ada
begitu banyak masyarkat yang menjalani hidup tidak lebih baik dari yang aku
peroleh.
Terkadang, menjadi apapun nanti aku sadar bahwa bagian dari wujudku nanti
bukan untuk mensejahterakan masyarakat melainkan untukku sendiri dan untuk
keluarga kecilku nanti. Godaan-godaan yang tadinya kuanggap wajar hari ini aku
secara sadar berpikir bahwa godaan ini bahkan sangat tidak wajar. Semakin jauh,
aku mengerti bahwa sebenarnya Tuhan memberiku hidup bukan untuk kehidupanku
sendiri melainkan untuk kehidupan orang lain juga. Melenggang jauh dari tanah
kelahiran ternyata bukan juga hal yang baik untuk masa depanku karena sekaya
dan sesukses apapun nanti aku tetap bukan orang yang kaya juga bukan orang yang
sukses. Karena hakikat kaya bukan ketika kita mampu menumpuk banyak materi
tetapi tentang seberapa banyak yang sudah mampu kita bagi.
*Refleksi hari III Ananing Nur
Wahyuli
Tidak ada komentar: