Header Ads

Breaking News
recent

Tentang Mood yang Selalu Dikambing Hitamkan



Dari diskusi hari ini bersama tim di lembaga, saya mempelajari satu hal yang mungkin bagi sebagian orang sepele tetapi sebenarnya ia mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup seseorang. Saya belajar dari kata "mood", kata dari bahasa asing namun sudah tidak menjadi asing lagi di tlinga kita. Kalangan millenial memaknai kata ini sebagai ungkapan kondisi psikis yang kemudian berpengaruh terhadap kondisi psikis seseorang. 

"Ah, mood saya lagi kurang baik nih,"
"Huft, saya lagi nggak mood ngerjain tugas nih,"

kalimat-kalimat ini biasa diungkapkan seseorang ketika ia sedang tidak mempuyai gairah untuk melakukan sesuatu. Dalam istilah millenialnya ia sering disingkat dengan istilah "mager" yang berarti males gerak. 

Mood seringkali dijadikan alasan bagi seseorang ketika dirinya tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, atau ia juga sering dijadikan alasan sebagai satu hal mendasar yang menjadi penyebab kegagalan seseorang untuk mencapai target. Misalnya, seorang blogger menargetkan bahwa dalam waktu satu minggu ia harus bisa menyelesaikan lima tulisan untuk diupload di blognya, tetapi pada kenyataannya satu minggu yang ia targetkan justru hangus tanpa menghasilkan satu tulisan pun. Kata "malas" memang sedikit memalukan untuk diungkapkan bagi seorang blogger. Malas merupakan satu kekurangan yang terlau fullgar jika diungkapkan. Dalam rangka menutupi kekurangan inilah, seseorang mengkambing hitamkan mood dengan dalih bahwa mood nya dalam satu minggu ini sedang kurang baik sehingga ia tidak bisa fokus untuk menulis. 

Ketidakjujurannya pada diri sendiri memang cantik jika diakui di depan orang lain, tetapi terhadap sendiri, tidak ada sama sekali keuntungan yang ia dapatkan. Ia justru merugi jika terus terlena dengan menjadikan mood sebagai perisai. Dengan begitu, target apapun yang akan dituju tidak akan pernah selesai karena ia tidak lagi malu jika targetnya ta terpenuhi dan tujuannya tidak terapai ia hanya dengan mudah akan melempar kesalahannya pada mood. 

Jujur terhadap diri sendiri itu penting untuk introspeksi diri sehingga proyeksi ke depan akan sangat mungkin tercapai dengan baik, jika kesalahan-kesalahan yang ada pada diri diakui dan harus dihapus untuk memenuhi target-target selanjutnya. (*ana)

6 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.